PANDUAN PRAKTIK KLINIS VAGINITIS


1. Pengertian (Definisi) Vaginitis  adalah  peradangan  pada  vagina  yang  ditandai  dengan adanya pruritus, keputihan, dispareunia, dan disuria. Penyebab vaginitis:

1. Vaginosis bakterialis (bakteri Gardnerella Vaginalis adalah bakteri anaerob yang bertanggung jawab atas terjadinya infeksi vagina yang non-spesifik, insidennya terjadi sekitar 23,6%).

2. Trikomonas (kasusnya berkisar antara 5,1-20%).

3. Kandida (vaginal kandidiasis, merupakan penyebab tersering peradangan pada   vagina   yang   terjadi   pada   wanita   hamil, insidennya berkisar antara 15-42%).


2. Anamnesis Bau adalah keluhan yang paling sering dijumpai. Gejala klinis

1.  Bau

2.  Gatal (pruritus)

3.  Keputihan

4.  Dispareunia

5.  Disuria


Faktor Risiko

1.  Pemakai AKDR

2.  Penggunaan handuk bersamaan

3.  Imunosupresi

4.  Diabetes melitus

5.  Perubahan hormonal (misal : kehamilan)

6.  Penggunaan terapi antibiotik spektrum luas

7.  Obesitas


3. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya iritasi, eritema atau edema pada vulva dan vagina. Mungkin serviks juga dapat tampak eritematous.


4. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dapat dilakukan di Puskesmas ...........

5. Kriteria Diagnosis Kriteria diagnostil sindroma

Normal Vaginosis bakterialis Vaginosis trikomoniasis Vulvovaginitis kandida

pH Vagina 3,8-4,2 > 4,5 > 4,5 >4,5 (usually)

Cairan Vagina Putih, jernih, halus Tipis, homogen, putih, abu-abu, lengket, sering kali bertambah banyak Kuning-hijau, berbuih,lengket, tambah banyak 

Putih 

seperti 

keju, 

kadang-kadang tambah banyak 

Uji whiff 

Bau amis (KOH) -

Tidak ada

ada ± 

Mungkin ada

Tidak ada 

Tidak ada Keputihan, bau busuk Keputihan bau busuk prurutus vulva dysuria Gatal/panas keputihan


6. Diagnosis Kerja Vaginitis 


7. Diagnosis Banding Vaginosis bakterialis, Vaginosis trikomonas, Vulvovaginitis kandida


8. Penatalaksanaan a. Jaga kebersihan diri terutama daerah vagina 

b. Hindari pemakaian handuk secara bersamaan 

c. Hindari pemakaian sabun untuk membersihkan daerah vagina yang dapat menggeser jumlah flora normal dan dapat merubah kondisi pH daerah kewanitaan tersebut. 

d. Jaga berat badan ideal 

e. Farmakologis: 

1. Tatalaksana Vaginosis Bakterialis 

Metronidazol 500 mg peroral 2 x sehari selama 7 hari 

Metronidazol pervagina 2 x sehari selama 5 hari 

2. Tatalaksana Vaginosis trikomonas 

Metronidazol 2 g peroral (dosis tunggal) 

Pasangan seks pasien sebaiknya juga diobati 

9. Edukasi 1. Berikan informasi kepada pasien, dan (pasangan seks) suami, mengenai faktor risiko dan penyebab dari penyakit vaginitis ini sehingga pasien dan suami dapat menghindari faktor risikonya. 

2. Informasikan pula pentingnya pasangan seks (suami) untuk dilakukan juga pemeriksaan dan terapi guna pengobatan secara keseluruhan antara suami-istri dan mencegah terjadinya kondisi yang berulang


10. Kriteria Rujukan -


11. Prognosis Prognosis pada umumnya bonam.


12. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.



No comments:

Post a Comment