PANDUAN PRAKTIK KLINIS STRONGILOIDIASIS


1. Pengertian (Definisi) Strongiloidiasis adalah penyakit kecacingan yang disebabkan oleh Strongyloides stercoralis, cacing yang biasanya hidup di kawasan tropik dan subtropik. 


2. Anamnesis Keluhan 

Pada infestasi ringan Strongyloides pada umumnya tidak menimbulkan gejala khas. 

Gejala klinis 

1. Rasa gatal pada kulit 

2. Pada infeksi sedang dapat menimbulkan gejala seperti ditusuk-tusuk di daerah epigastrium dan tidak menjalar

3. Mual, muntah

4. Diare dan konstipasi saling bergantian 


Faktor Risiko 

1. Kurangnya penggunaan jamban. 

2. Tanah yang terkontaminasi dengan tinja yang mengandung larva Strongyloides stercoralis.

3. Penggunaan tinja sebagai pupuk. 

4. Tidak menggunakan alas kaki saat bersentuhan dengan tanah. 

 

3. Pemeriksaan Fisik 1. Timbul kelainan pada kulit “creeping eruption” berupa papul eritema yang menjalar dan tersusun linear atau berkelok-kelok meyerupai benang dengan kecepatan 2 cm per hari.Predileksi penyakit ini terutama pada daerah telapak kaki, bokong, genital dan tangan.

2. Pemeriksaan generalis: nyeri epigastrium. 

4. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium darah: dapat ditemukan eosinofilia atau hipereosinofilia, walaupun pada banyak kasus jumlah sel eosinofilia normal. 


5. Kriteria Diagnosis Penegakan diagnosis dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan ditemukannya larva atau cacing dalam tinja.


6. Diagnosis Kerja Strongiloidiasis


7. Diagnosis Banding -

8. Penatalaksanaan 1. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, antara lain: 

a. Menggunakan jamban keluarga. 

b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktifitas. 

c. Menggunakan alas kaki. 

d. Hindari penggunaan pupuk dengan tinja. 


2. Farmakologi 

Mebendazol 100 mg, 3 x sehari, selama 2 atau 4 minggu. 


9. Edukasi Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan, yaitu antara lain: 

1. Sebaiknya setiap keluarga memiliki jamban keluarga. 

2. Menghindari kontak dengan tanah yang tercemar oleh tinja manusia. 

3. Menggunakan sarung tangan jika ingin mengelola limbah/sampah. 

4. Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktifitas dengan menggunakan sabun.

5. Menggunakan alas kaki. 

10. Kriteria Rujukan Pasien strongyloidiasis dengan keadaan imunokompromais seperti penderita AIDS


11. Prognosis Pada umumnya prognosis penyakit ini adalah bonam, karena jarang menimbulkan kondisi klinis yang berat.


12. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama



No comments:

Post a Comment