1. Pengertian (Definisi) Skrofuloderma adalah suatu bentuk reaktivasi infeksi tuberkulosis akibat penjalaran per kontinuitatum dari organ di bawah kulit (limfadenitis atau osteomielitis) yang membentuk abses dingin dan melibatkan kulit di atasnya, kemudian pecah dan membentuk sinus di permukaan kulit.
2. Anamnesis Keluhan : Ditemukannya pembesaran kelenjar getah bening (KGB), multiple, pecah, membentuk abses, fistel, dan membentuk ulkus.
3. Pemeriksaan Fisik Lokasi : Kelenjar Getah Bening pada leher, ketiak, selangkangan
Eflrosensi : pembesaran kelenjar getah bening tanpa radang akut kecuali tumor dengan konsistensi bermacam-macam, periadenitis, abses dan fistel multipel, ulkus-ulkus khas, sikatriks-sikatriks yang memanjang dan tidak teratur serta jembatan kulit.
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dahak/sputum (SP)
5. Kriteria Diagnosis Anamnesis : Didapatkan keluhan benjolan hingga abses pada kelenjar getah bening.
Pemeriksaan fisik : Limfadenopati tanpa tanda-tanda peradangan akut
6. Diagnosis Kerja Skrofuloderma
7. Diagnosis Banding Limfosarkoma, Limfoma maligna, Hidradenitis supurativa, Limfogranuloma venerum
8. Penatalaksanaan Pengobatan dengan OAT (Obat Anti Tuberculosis)
9. Edukasi 1. Konsumsi OAT teratur sesuai dengan dosis dan waktu yang telah ditentukan.
2. Jaga higienitas seperti cuci tangan pakai sabun, terapkan PHBS di lingkungan rumah, sekolah, atau kerja.
3. Jika ada keluhan serupa atau batuk lama pada anggota keluarga lain, segera periksakan diri ke faskes kesehatan terdekat.
10. Kriteria Rujukan Jika hasil pemeriksaan sputum meragukan/negatif, tetapi klinis/gejala (+), perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
11. Prognosis Bonam
12. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
No comments:
Post a Comment