PANDUAN PRAKTIK KLINIS SALPINGITIS


1. Pengertian (Definisi) Merupakan infeksi saluran tuba fallopi yang penyebabnya masih belum diketahui secara pasti, tetapi diyakini penyebab utamanya adalah infeksi menular seksual yang agennya berupa Nisseria gonnorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang infeksinya menyebar keatas tetapi tidak menutup kemungkinan disebabkan oleh kuman patogen lain.


2. Anamnesis Pasien dengan salpingitis mengeluhkan adanya nyeri abdomen bawah, keputihan, perdarahan yang tidak teratur, keluhan kencing, muntah, gejala proktitis.


3. Pemeriksaan Fisik Presentasi klinis salfingitis sangat beragam, mulai dari asimptomatik, nyeri pelvik hebat, hingga peritonitis. 

Temuan pemeriksaan salfingitis antara lain, suhu tinggi hingga 38°C, teraba massa atau bengkak pada pemeriksaan bimanual, dan adanya cairan vagina yang abnormal. 

Ditemukan juga adanya nyeri pada abdomen bawah, adneksa bilateral, dan gerakan servik.


4. Pemeriksaan Penunjang -


5. Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan.


6. Diagnosis Kerja Salpingitis


7. Diagnosis Banding -

8. Penatalaksanaan Pasien salfingitis ringan hingga sedang diberikan regimen sebagai berikut: 

a. Seftriakson 250 mg IM sekali, ditambah doksisiklin 100 mg PO 2x sehari selama 14 hari, dengan atau tanpa metronidazol 500 mg PO 2x sehari selama 14 hari. 

b. Sefalosporin generasi 3 parenteral lainnya ditambah doksisiklin 100 mg PO 2x sehari selama 14 hari, dengan atau tanpa metronidazol 500 mg PO 2x sehari selama 14 hari. 


9. Edukasi Edukasi pencegahan agar salfingitis tidak berulang 


10. Kriteria Rujukan -


11. Prognosis 1. Ad vitam : Bonam 

2. Ad functionam : Bonam 

3. Ad sanationam : Bonam 

12. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama



No comments:

Post a Comment