PANDUAN PRAKTIK KLINIS RHINITIS VASOMOTOR


1. Pengertian (Definisi) Rinitis vasomotor adalah salah satu bentuk rinitis kronik yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik), tanpa adanya infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal, dan pajanan obat (kontrasepsi oral, antihipertensi,  B-bloker,  aspirin,  klorpromazin,  dan  obat  topikal hidung dekongestan). Rinitis non alergi dan mixed rhinitis lebih sering dijumpai pada orang dewasa dibandingkan anak-anak, lebih sering dijumpai pada wanita dan cenderung bersifat menetap.


2. Anamnesis Keluhan

1. Hidung tersumbat, bergantian kiri dan kanan tergantung posisi tidur pasien,  memburuk  pada  pagi  hari  dan  jika  terpajan lingkungan non-spesifik seperti perubahan suhu atau kelembaban udara, asap rokok, bau menyengat.

2. Rinore   yang   bersifat   serosa   atau   mukus,   kadang-kadang jumlahnya agak banyak.

3. Bersin-bersin lebih jarang dibandingkan rinitis alergika.

4. Lebih sering terjadi pada wanita. 

Faktor Predisposisi

1. Obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis antara lain: Ergotamin, Klorpromazine, obat anti hipertensi, dan obat vasokonstriktor topikal.

2. Faktor fisik, seperti iritasi oleh asap rokok, udara dingin, kelembaban udara   yang   tinggi,   serta   bau   yang   menyengat (misalnya, parfum).

3. Faktor endokrin, seperti kehamilan, masa pubertas, pemakaian kontrasepsi oral, dan hipotiroidisme.

4. Faktor psikis, seperti rasa cemas, tegang, dan stress.


3. Pemeriksaan Fisik Rinoskopi anterior:

Tampak   gambaran   konka   inferior   membesar   (edema   atau hipertrofi), berwarna merah gelap atau merah tua atau pucat.


4. Pemeriksaan Penunjang

Tidak bisa dilakukan

5. Kriteria Diagnosis Terlihat  adanya  sekret  serosa  dan  biasanya  jumlahnya  tidak banyak. Akan tetapi pada golongan rinore tampak sekret serosa yang jumlahnya sedikit lebih banyak dengan konka licin atau berbenjol-benjol.

Berdasarkan gejala yang menonjol, kelainan ini dibedakan dalam 3 golongan, yaitu:

1. Golongan bersin (sneezer): gejalabiasanya memberikan respon baik dengan terapi antihistamin dan glukokortikoid topikal.

2. Golongan rinore (runners): gejala rinore yang jumlahnya banyak.

3. Golongan   tersumbat   (blockers):   gejala   kongesti   hidung   dan hambatan aliran udara pernafasan yang dominan dengan rinore yang minimal.


6. Diagnosis Kerja Rhinitis vasomotor


7. Diagnosis Banding Rinitis alergi, Rinitis medikamentosa, Rinitis akut



8. Penatalaksanaan Tatalaksana dengan terapi oral dapat menggunakan preparat simpatomimetik golongan agonis alfa (Pseudoefedrin, Fenilpropanolamin, Fenilefrin) sebagai dekongestan hidung oral dengan atau tanpa kombinasi antihistamin.


9. Edukasi Memberitahu individu dan keluarga untuk:

1. Mengidentifikasi dan  menghindari  faktor  pencetus,  yaitu  iritasi terhadap lingkungan non-spesifik.

2. Berhenti merokok. 

10. Kriteria Rujukan Jika diperlukan tindakan operatif


11. Prognosis 1. Ad vitam          : Bonam

2. Ad functionam : Bonam

3. Ad sanationam : Bonam


12. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. 


No comments:

Post a Comment