PANDUAN PRAKTIK KLINIS PUSKESMAS HIPERURISEMIA-GOUT ARTHRITIS

1. Pengertian (Definisi) Kondisi kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,0 mg/dl pada pria dan pada wanita 6 mg/dl. Hiperurisemia dapat terjadi akibat meningkatnya produksi ataupun menurunnya pembuangan asam urat, atau kombinasi dari keduanya. 

Gout adalah radang sendi yang diakibatkan deposisi kristal monosodium urat pada jaringan sekitar sendi. 


2. Anamnesis Keluhan 

1. Bengkak pada sendi 

2. Nyeri sendi yang mendadak, biasanya timbul pada malam hari. 

3. Bengkak disertai rasa panas dan kemerahan. 

4. Demam, menggigil, dan nyeri badan. 

Apabila serangan pertama, 90% kejadian hanya pada 1 sendi dan keluhan dapat menghilang dalam 3-10 hari walau tanpa pengobatan. 


Faktor Risiko 

1. Usia dan jenis kelamin 

2. Obesitas 

3. Alkohol 

4. Hipertensi 

5. Gangguan fungsi ginjal 

6. Penyakit-penyakit metabolik 

7. Pola diet 

8. Obat: aspirin dosis rendah, diuretik, obat-obat TBC 


3. Pemeriksaan Fisik Arthritis monoartikuler dapat ditemukan, biasanya melibatkan sendi metatarsophalang 1 atau sendi tarsal lainnya. Sendi yang mengalami inflamasi tampak kemerahan dan bengkak. 


4. Pemeriksaan Penunjang Kadar asam urat dalam darah > 7 mg/dl. 

5. Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan untuk diagnosis definitif gout arthritis adalah ditemukannya kristal urat (MSU) di cairan sendi atau tofus. 

Gambaran klinis hiperurisemia dapat berupa: 

1. Hiperurisemia asimptomatis 

2. Keadaan hiperurisemia tanpa manifestasi klinis berarti. Serangan arthritis biasanya muncul setelah 20 tahun fase ini. 

3. Gout arthritis, terdiri dari 3 stadium, yaitu: 

a. Stadium akut 

b. Stadium interkritikal 

c. Stadium kronis 

4. Penyakit Ginjal 

6. Diagnosis Kerja Hiperurisemia


7. Diagnosis Banding Sepsis arthritis, Rheumatoid arthritis, Arthritis lainnya 


8. Penatalaksanaan 1. Mengatasi serangan akut dengan segera 

Obat: analgetik, kolkisin, kortikosteroid 

a. Kolkisin (efektif pada 24 jam pertama setelah serangan nyeri sendi timbul. Dosis oral 0,5-0.6 mg per hari dengan dosis maksimal 6 mg. 

b. Kortikosteroid sistemik jangka pendek (bila NSAID dan kolkisin tidak berespon baik) seperti prednisone 2-3x5 mg/hari selama 3 hari 

c. NSAID seperti natrium diklofenak 25-50 mg selama 3-5 hari 

2. Program pengobatan untuk mencegah serangan berulang 

Obat: analgetik, kolkisin dosis rendah 

3. Mengelola hiperurisemia (menurunkan kadar asam urat) dan mencegah komplikasi lain 

Obat-obat penurun asam urat: 

Agen penurun asam urat (tidak digunakan selama serangan akut). Pemberian Allupurinol dimulai dari dosis terendah 100 mg, kemudian bertahap dinaikkan bila diperlukan, dengan dosis maksimal 800 mg/hari. Target terapi adalah kadar asam urat < 6 mg/dl. 

9. Edukasi Modifikasi gaya hidup 

Minum cukup (8-10 gelas/hari). 

Mengelola obesitas dan menjaga berat badan ideal. 

Hindari konsumsi alkohol 

Pola diet sehat (rendah purin) 

10. Kriteria Rujukan 1. Apabila pasien mengalami komplikasi atau pasien memiliki penyakit komorbid  

2. Bila nyeri tidak teratasi 

11. Prognosis Quo ad vitam dubia ad bonam, quo ad fuctionam dubia 


12. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama



No comments:

Post a Comment