1. Pengertian (Definisi) Parafimosis merupakan kegawatdaruratan karena dapat mengakibatkan terjadinya ganggren yang diakibatkan preputium penis yang diretraksi sampai di sulkus koronarius tidak dapat dikembalikan pada kondisi semula dan timbul jeratan pada penis di belakang sulkus koronarius.
2. Anamnesis Keluhan
1. Pembengkakan pada penis
2. Nyeri pada penis
Faktor Risiko
Penarikan berlebihan kulit preputium (forceful retraction) pada laki-laki yang belum disirkumsisi misalnya pada pemasangan kateter
3. Pemeriksaan Fisik 1. Preputium tertarik ke belakang glans penis dan tidak dapat dikembalikan ke posisi semula
2. Terjadi eritema dan edema pada glans penis
3. Nyeri
4. Jika terjadi nekrosis glans penis berubah warna menjadi biru hingga kehitaman
4. Pemeriksaan Penunjang -
5. Kriteria Diagnosis Penegakan diagnosis berdasarkan gejala klinis dan peneriksaan fisik
6. Diagnosis Kerja Parafimosis
7. Diagnosis Banding Angioedema, Balanitis, Penile hematoma
8. Penatalaksanaan 1. Reposisi secara manual dengan memijat glans selama 3-5 menit. Diharapkan edema berkurang dan secara perlahan preputium dapat dikembalikan pada tempatnya.
2. Dilakukan dorsum insisi pada jeratan
9. Edukasi Setelah penanganan kedaruratan disarankan untuk dilakukan tindakan sirkumsisi karena kondisi parafimosis tersebut dapat berulang.
10. Kriteria Rujukan Bila terjadi tanda-tanda nekrotik segera rujuk ke layanan sekunder.
11. Prognosis Prognosis bonam bila penanganan kegawatdaruratan segera dilakukan.
12. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
No comments:
Post a Comment