PANDUAN PRAKTIK KLINIS LIMFADENITIS


1. Pengertian (Definisi) Limfadenitis adalah peradangan pada satu atau beberapa kelenjar getah bening. Limfadenitis bisa disebabkan oleh infeksi dari berbagai organisme, yaitu bakteri, virus, protozoa, riketsia atau jamur. Secara khusus, infeksi menyebar ke kelenjar getah bening dari infeksi kulit, telinga, hidung atau mata.

Bakteri   Streptokokus, Stafilokokus,   dan   Tuberkulosis   adalah penyebab paling umum dari Limfadenitis, meskipun virus, protozoa, riketsia, jamur juga dapat menginfeksi kelenjar getah bening.


2. Anamnesis Keluhan:

a. Pembengkakan kelenjar getah bening

b. Demam

c. Kehilangan nafsu makan

d. Keringat berlebihan,

e. Nadi cepat

f. Kelemahan

g. Nyeri tenggorok dan batuk bila disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas.

h. Nyeri sendi bila disebabkan oleh penyakit kolagen atau penyakit serum (serum sickness)

Faktor Risiko:

a. Riwayat penyakit seperti tonsilitis yang disebabkan oleh bakteri streptokokus, infeksi gigi dan gusi yang disebabkan oleh bakteri anaerob.

b. Riwayat perjalanan dan pekerjaan ke daerah endemis penyakit tertentu, misalnya perjalanan ke daerah-daerah Afrika dapat menunjukkan penyebab      limfadenitis      adalah      penyakit Tripanosomiasis. Sedangkan pada orang yang bekerja di hutan Limfadenitis dapat terkena Tularemia.

c. Paparan   terhadap   infeksi/kontak   sebelumnya   kepada   orang dengan infeksi saluran nafas atas, faringitis oleh Streptococcus, atau Tuberkulosis   turut   membantu   mengarahkan   penyebab limfadenopati


3. Pemeriksaan Fisik a. Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) leher bagian posterior (belakang) terdapat  pada  infeksi  rubela  dan  mononukleosis. Sedangkan pada pembesaran KGB oleh infeksi virus, umumnya bilateral (dua sisi-kiri/kiri dan kanan) dengan ukuran normal bila diameter 0,5cm,  dan  lipat  paha  bila  diameternya  >1,5  cm dikatakan abnormal).

b. Nyeri tekan bila disebabkan oleh infeksi bakteri

c. Kemerahan dan hangat pada perabaan mengarah kepada infeksi bakteri sebagai penyebabnya

d. Fluktuasi menandakan terjadinya abses

e. Bila   disebabkan   keganasan   tidak   ditemukan   tanda-tanda peradangan tetapi teraba keras dan tidak dapat digerakkan dari jaringan sekitarnya.

f. Pada infeksi oleh  mikobakterium pembesaran kelenjar berjalan mingguan-bulanan, walaupun dapat mendadak, KGB menjadi fluktuatif dan kulit diatasnya menjadi tipis, dan dapat pecah.

g. Adanya tenggorokan yang merah, bercak-bercak putih pada tonsil, bintik-bintik merah pada langit-langit mengarahkan infeksi oleh bakteri streptokokus.

h. Adanya selaput pada dinding tenggorok, tonsil, langit-langit yang sulit dilepas dan bila dilepas berdarah, pembengkakan pada jaringan lunak leher (bull neck) mengarahkan kepada infeksi oleh bakteri Difteri.

i. Faringitis,   ruam-ruam   dan   pembesaran   limpa   mengarahkan kepada infeksi Epstein Barr Virus.

j. Adanya    radang    pada    selaput    mata    dan    bercak    kolpik mengarahkan kepada Campak.

k. Adanya bintik-bintik perdarahan (bintik merah yang tidak hilang dengan penekanan), pucat, memar yang tidak jelas penyebabnya, disertai pembesaran   hati   dan   limpa   mengarahkan   kepada leukemia.

4. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan skrining TB: BTA Sputum

Laboratorium: Darah perifer lengkap


5. Kriteria Diagnosis Limfadenititis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.


6. Diagnosis Kerja Limfadenitis 


7. Diagnosis Banding 1. Mumps

2. Kista Duktus Tiroglosus

3. Kista Dermoid

4. Hemangioma


8. Penatalaksanaan 1. Pencegahan  dengan  menjaga  kesehatan  dan  kebersihan  badan bisa membantu mencegah terjadinya berbagai infeksi.

2. Untuk membantu mengurangi rasa sakit, kelenjar getah bening yang terkena bisa dikompres hangat.

3. Tata   laksana   pembesaran   KGB   leher   didasarkan   kepada penyebabnya.

a. Penyebab   oleh   virus   dapat   sembuh   sendiri   dan   tidak membutuhkan pengobatan apa pun selain dari observasi.

b. Pengobatan pada infeksi KGB oleh bakteri (limfadenitis) adalah antibiotik oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama eritromisin 15 mg/kg (sampai 500 mg) tiga kali sehari.

c. Bila  penyebabnya  adalah  Mycobacterium  tuberculosis  maka diberikan obat anti tuberculosis.

d. Biasanya  jika  infeksi  telah  diobati,  kelenjar  akan  mengecil secara perlahan dan rasa sakit akan hilang. Kadang-kadang kelenjar yang membesar tetap keras dan tidak lagi terasa lunak pada perabaan.


9. Edukasi 1. Keluarga  turut  menjaga  kesehatan  dan  kebersihan  sehingga mencegah terjadinya berbagai infeksi dan penularan.

2. Keluarga  turut  mendukung  dengan  memotivasi  pasien  dalam pengobatan.


10. Kriteria Rujukan 1. Kegagalan untuk  mengecil  setelah  4-6  minggu  dirujuk  untuk mencari penyebabnya   (indikasi   untuk   dilaksanakan   biopsi kelenjar getah bening).

2. Biopsi    dilakukan    bila    terdapat    tanda    dan    gejala    yang mengarahkan kepada   keganasan,  KGB   yang   menetap   atau bertambah besar dengan pengobatan yang tepat, atau diagnosis belum dapat ditegakkan.


11. Prognosis Prognosis pada umumnya bonam.


12. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.



No comments:

Post a Comment