PANDUAN PRAKTIK KLINIS DISENTRI BASILER, DISENTRI AMOEBA

1. Pengertian (Definisi) Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan seringkali menyebabkan kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain.


Penyakit  ini  dapat  disebabkan  oleh  bakteri  disentri  basiler  yang disebabkan oleh shigellosis dan amoeba (disentri amoeba).


2. Anamnesis Keluhan

1.  Sakit perut terutama sebelah kiri dan buang air besar encer secara terus menerus bercampur lendir dan darah

2.  Muntah-muntah

3.  Sakit kepala

4.  Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh S. dysentriae  dengan  gejalanya  timbul  mendadak  dan  berat,  dan dapat meninggal bila tidak cepat ditolong.


Faktor Risiko

Higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang.


3. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan:

1. Febris

2. Nyeri perut pada penekanan di bagian sebelah kiri

3. Terdapat tanda-tanda dehidrasi

4. Tenesmus

4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan tinja tidak dapat dilakukan di Puskesmas .........

5. Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik.


6. Diagnosis Kerja Disentri basiler, disentri amoeba

7. Diagnosis Banding 1.  Infeksi Eschericiae coli

2.  Infeksi Escherichia coli Enteroinvasive (EIEC)

3.  Infeksi Escherichia coli Enterohemoragik (EHEC)


8. Penatalaksanaan 1. Mencegah terjadinya dehidrasi

2. Tirah baring

3. Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan cairan rehidrasi oral

4. Bila rehidrasi oral tidak mencukupi dapat diberikan cairan melalui infus

5. Diet, diberikan makanan lunak sampai frekuensi BAB kurang dari

6. 5 kali/hari, kemudian diberikan makanan ringan biasa bila ada kemajuan.

7. Farmakologis:

a. Menurut  pedoman  WHO,  bila  telah  terdiagnosis  shigelosis pasien diobati   dengan   antibiotik.   Jika   setelah   2   hari pengobatan menunjukkan perbaikan, terapi diteruskan selama 5 hari. Bila tidak ada perbaikan, antibiotik diganti dengan jenis yang lain

b. Pemakaian    jangka    pendek    dengan    dosis    tunggal Fluorokuinolon seperti     Siprofloksasin     atau     makrolid

c. Untuk disentri amuba diberikan antibiotik Metronidazol 500mg 3x sehari selama 3-5 hari


9. Edukasi 1. Penularan disentri amuba dan basiler dapat dicegah dan dikurangi dengan kondisi   lingkungan   dan   diri   yang   bersih   seperti membersihkan tangan  dengan  sabun,  suplai  air  yang  tidak terkontaminasi serta penggunaan jamban yang bersih.

2. Keluarga   ikut   berperan   dalam   mencegah  penularan  dengan kondisi lingkungan dan diri yang bersih seperti membersihkan tangan dengan sabun, suplai air yang tidak terkontaminasi, penggunaan jamban yang bersih.

3. Keluarga  ikut  menjaga  diet  pasien  diberikan  makanan  lunak sampai frekuensi   BAB   kurang   dari   5   kali/hari,   kemudian diberikan makanan ringan biasa bila ada kemajuan.


10. Kriteria Rujukan Pada pasien dengan kasus berat perlu dirawat intensif dan konsultasi ke pelayanan kesehatan sekunder (spesialis penyakit dalam).


11. Prognosis Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang, ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya. Pada umumnya prognosis dubia ad bonam.


12. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.



No comments:

Post a Comment