PANDUAN PRAKTIK KLINIS DERMATITIS SEBOROIK

1. Pengertian (Definisi) Dermatitis sebiroik adalah segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi (predileksi di tempat-tempat kelenjar sebum).


2. Anamnesis 1. Pasien datang dengan keluhan munculnya bercak merah dan kulit kasar. Kelainan awal hanya berupa ketombe ringan pada kulit kepala (pitiriasis sika) sampai keluhan lanjut berupa keropeng yang berbau tidak sedap dan terasa gatal. 

2. Pasien memiliki faktor risiko 

a. Genetik,

b. Faktor kelelahan, 

c. Stres emosional,

d. Infeksi,

e. Defisiensi imun,

f. Jenis kelamin pria lebih sering daripada wanita,

g. Usia bayi bulan 1 dan usia 18-40 tahun,

h. Kurang tidur

3. Pemeriksaan Fisik Tanda patognomonis 

1. Papul sampai plak eritema 

2. Skuama berminyak agak kekuningan 

3. Berbatas tidak tegas 

4. Lokasi  : Kulit kepala, glabela, belakang telinga, belakang leher, alis mata, kelopak mata, liang telinga luar, lipat naso labial, sternal, areola mammae, lipatan bawah mammae pada wanita, interskapular, umbilikus, lipat paha, daerah angogenital. 


4. Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. 


5. Diagnosis Kerja Dermatitis seboroik


6. Diagnosis Banding 1. Psoriasis (skuamanya berlapis-lapis, tanda Auspitz, skuama tebal seperti mika), 

2. Kandidosis (pada lipat paha dan perineal, eritema bewarna merah cerah berbatas tegas dengan lesi satelit disekitarnya), 

3. Otomikosis, 

4. Otitis eksterna.

7. Pemeriksaan Penunjang Tidak diperlukan adanya pemeriksaan penunjang khusus untuk kasus ini. 


8. Penatalaksanaan Pada bayi : 

a. Krim hidrokortison 1% atau lotion selama beberapa hari. 

Pada Dewasa : 

a. Pada kasus dengan manifestasi dengan inflamasi yang lebih berat diberikan kortikosteroid kuat misalnya betametason valerat krim 0,1%. 

b. Pada kasus dengan infeksi jamur, perlu dipertimbangkan pemberian ketokonazol krim 2%.


Oral sistemik  

a. Antihistamin sedatif yaitu: klorfeniramin maleat 3 x 4 mg per hari selama 2 minggu, setirizin 1 x 10 mg per hari selama 2 minggu. 

b. Antihistamin non sedatif yaitu: loratadin 1x10 mgselama maksimal 2 minggu. 


9. Edukasi 1. Pasien diminta untuk memperhatikan faktor predisposisi terjadinya keluhan, misalnya stres emosional dan kurang tidur. 

2. Diet juga disarankan untuk mengkonsumsi makanan rendah lemak. 

3. Pasien disarankan untuk selalu mencuci rambut 


10. Kriteria Rujukan Pasien dirujuk apabila tidak ada perbaikan dengan pengobatan standar


11. Prognosis Prognosis pada umumnya bonam, sembuh tanpa komplikasi


12. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.



No comments:

Post a Comment