PANDUAN PRAKTIK KLINIS DEFISIENSI VITAMIN

1. Pengertian (Definisi) Defisiensi/kekurangan vitamin terjadi karena asupan vitamin yang tidak mencukupi (tidak sesuai dengan besarnya kebutuhan tubuh). Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi vitamin, yaitu: gangguan pencernaan atau gangguan penyerapan (malabsorpsi), meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat gizi, dan gangguan metabolik. 


2. Anamnesis Gejala-gejala yang tampak saat kekurangan vitamin antara lain. 

a. Vitamin A : sulit melihat dalam cahaya remang/senja hari, kulit kering, gampang infeksi, rambut kering, mata gatal dan terasa terbakar. 

b. Vitamin B1 : gampang lelah, kram otot, kulit kering, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang. 

c. Vitamin B2 : sudut mulut pecah-pecah, lidah tampak merah dan licin, gampang lelah, kulit bersisik, sariawan, gampang kesemutan.

d. Vitamin B3 : gatal-gatal pada tangan dan wajah, gampang lelah, mual. 

e. Vitamin B6 : kurang nafsu makan, gampang lelah, kram otot, luka pada gusi dan lidah. 

f. Vitamin B12: sakit kepala, anemia, mual, kurang nafsu makan. 

g. Vitamin C : gusi berdarah, mudah memar, kulit kering, lemah (kurang energi), mimisan, gampang infeksi, nyeri sendi. 

h. Vitamin D : tulang nyeri, otot lemah, gigi rusak.

i. Vitamin E : gampang lelah, rambut kering, rambut rontok, kulit kusam, kram kaki. 

j. Vitamin K : darah lambat membeku, mudah berdarah, mudah memar. 


3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan tanda vital : tensi, nadi, pernapasan, suhu (bila perlu)

Pemeriksaan khusus:

a. BB/TB < 70% atau < -3SD  

b. Lemah

c. Demam 

d. Frekuensi dan tipe pernapasan: pneumonia atau gagal jantung

e. Sangat pucat 

f. Pembesaran hati, icterus

g. Tanda defisiensi vitamin A pada mata: konjungtiva kerig, ulkus kornea, keratomalasia 

h. Ulkus pada mulut 

i. LILA < 11,5 cm untuk anak 6-59 bulan 

4. Pemeriksaan Penunjang -


5. Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

6. Diagnosis Kerja Defisiensi Vitamin


7. Diagnosis Banding -


8. Penatalaksanaan Penatalaksanaan 

1. Vitamin A dosis tinggi diberikan pada anak gizi buruk dengan dosis sesuai umur pada saat pertama kali ditemukan 

2. Makanan untuk pemulihan gizi dapat berupa makanan lokal atau pabrikan. 

a. Jenis pemberian ada 3 pilihan: makanan therapeutic atau gizi siap saji, F100 atau makanan lokal dengan densitas energi yg sama terutama dari lemak (minyak/santan/margarin). 

b. Pemberian jenis makanan untuk pemulihan gizi disesuaikan masa pemulihan (rehabilitasi): 

• 1 minggu pertama pemberian F100. 

• Minggu berikutnya jumlah dan frekuensi F100 dikurangi seiring dengan penambahan makanan keluarga. 


9. Edukasi Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit dengan menjaga kebersihan diri, pilihan asupan gizi seimbang dan stamina tubuh. 


10. Kriteria Rujukan -


11. Prognosis 1. Ad vitam : Bonam 

2. Ad functionam : Bonam 

3. Ad sanationam : Bonam 

12. Referensi 1. Permenkes no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Klinis bagi Dokter di Fasyankes Primer.

2. Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. 200


No comments:

Post a Comment